Selasa, 04 November 2014

COMPLEXITY (Kompleksitas)

Kita dapat menyimpulkan bahwa kompleksitas meningkat ketika berbagai (perbedaan) , dan ketergantungan (koneksi ) bagian atau aspek peningkatan , dan ini dalam beberapa dimensi . Ini termasuk setidaknya biasa 3 dimensi spasial , struktur geometri , dimensi skala spasial , dimensi waktu atau dinamika , dan dimensi skala waktu atau dinamis . Dalam rangka untuk menunjukkan kompleksitas yang telah meningkat secara keseluruhan , itu sudah cukup untuk menunjukkan , bahwa - semua hal lain dianggap sama - variasi dan / atau sambungan telah meningkat dalam setidaknya satu dimensi .

Proses peningkatan varietas dapat disebut diferensiasi , proses peningkatan jumlah atau kekuatan koneksi dapat disebut integrasi. Kami sekarang akan menunjukkan bahwa evolusi secara otomatis menghasilkan diferensiasi dan integrasi, dan ini setidaknya sepanjang dimensi ruang , skala spasial , waktu dan skala temporal. Kompleksitas diproduksi oleh diferensiasi dan integrasi dalam dimensi spasial dapat disebut " struktural " , dalam dimensi temporal " fungsional " , dalam dimensi skala spasial " struktural hirarkis " , dan dalam dimensi skala waktu " fungsional hirarkis " .

Ini mungkin masih keberatan bahwa perbedaan dan koneksi yang pada umumnya tidak diberikan , sifat obyektif. Berbagai dan kendala akan tergantung pada apa yang dibedakan oleh pengamat , dan dalam sistem realistis kompleks menentukan apa yang harus membedakan adalah jauh dari masalah sepele . Apa pengamat tidak akan mengambil orang- perbedaan yang entah bagaimana yang paling penting , menciptakan kelas - tingkat tinggi fenomena serupa , dan mengabaikan perbedaan yang ada di antara anggota kelas-kelas ( Heylighen , 1990 ) . Tergantung pada perbedaan pengamat membuat , dia dapat melihat variasi dan ketergantungan mereka ( dan dengan demikian kompleksitas model ) menjadi lebih besar atau lebih kecil , dan ini juga akan menentukan apakah kompleksitas terlihat untuk menambah atau mengurangi.
Ilmu kompleksitas (Emonds, 1999), dikelola dengan  :
a) Kajian kompleksitas menggunakan teknis formal yang memang baru dan komprehensif seperti automata, model tipologis, jejaring saraf dan sebagainya.
b) Berkenaan dengan sistem dimana perilaku yang hendak diamati muncul secara evolusioner berdasarkan dinamika sistem. Secara epistomologis itu memiliki beberapa kaidah pengamatan yang melibatkan beberapa landasan ilmu dengan kategori lama.
c) Cenderung menggunakan teknik permodelan yang meramalkan atau menjelaskan sistem dalam orde atau lenih (sifat non-linear).

Berdasarkan uraian di atas tampak jelas bahwa model sangat membantu dalam menjeskan kompleks. Sementara itu, model merupakan suatu pola dari sesuatu yang akan dibuuat atau di hasilkan. Simarmata (1983) mendefinisikan model sebagai abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa bagian atau sifat dari kehidupan sebenarnya. Jenis-jenis model dapat diklarifikasikan sebagai berikut :

Kelas I, pembagian menurut fungsi terdiri dari :
  • Model deskriptif, hanya menggambarkan situasi sebuah sistem tanpa rekomendasi dan peramalan sebagai miniatur obyek yang di pelajari.
  • Model Prediktif, Model menggambarkan apa yang akan terjadi, bila sesuatu telah terjadi.
  • Model normatif, merupakan model yang menyediakan jawaban terbaik terhadap suatu persoalan. Model ini memberikan rekomendasi tindakan-tindakan yang perlu di ambil, disebut juga sebagai model simulasi. Masalah model normatis biasanya berbentuk penetuan nilai-nilai dari variabel yang dapat dikendalikan yang akan menghasilkan manfaat yang paling besar seperti yang di ukur oleh variasi hasil atau kriteria.

Kelas II, pembagian menurut struktur terdiri dari : 
  • Model Ikonik, yaitu model yang dalam suatu skala tertentu meniru sistem aslinya.
  • Model Analog, yaitu yang meniru sistem aslinya dengan hanya mengambil beberapa karakteristik utama dan menggambarkan dengan benda atau sistem lain secara analog.
  • Model Simbolis, yaitu model yang menggambarkan sistem yang di tinjau dengan simbol-simbol, biasanya menggunakan simbol-simbol matematik. Dalam hal ini di wakili oleh variabel-variabel dari karakteristik sistem yang di timjau.

Kelas III, Pembagian menurut referennsi waktu terdiri dari :
  • Model statis, yaitu model yang tidak memasukkan faktor waktu dalam perumusannya.
  • Model Dinasmis, yaitu model yang mempunyai unsur waktu dalam perumusannya dan menunjukkan perubahan setiap saat akibat aktifitasnya.

Kelas IV, pembagian atas referensi kepastian terdiri dari :
  • Model Deterministik, yaitu model yang di dalam setiap kumpulan nilai input, hanya ada satu output yang unik, merupakan solusi model dalam keadaan pasti.
  • Model Probabilistik, yaitu model yang mencakup distribusi probabilistik (kemungkinan) dari input atau proses dan menghasilkan suatu deretan nilai bagi paling tidak satu variabel output disertai dengan kemungkinan-kemungkinan dari nilai-nilai tersebut.

Kelas V, pembagian dari generalitas yang terdiri dari :
  • Model Umum, yaitu model yang dapat di terapkan pada berbagai bidang fungsional.
  • Model Khusus, yaitu model yang dapat diterapkan terhadap sebuah bidang usaha fungsional tungga atau yang unik saja dan hanya dapat digunakan pada masalah-masalah tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar