Selasa, 04 November 2014

SUSTAINBILITY (Keberlanjutan)

Informasi organisasi merupakan salah satu teori komunikasi yang membahas mengenai pentingnya penyebaran informasi dalam organisasi untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi tersebut.  Teori ini menekankan proses dimana individu mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi.
  1. Organisasi manusia ada dalam sebuah lingkungan informasi. Asumsi ini menyatakan bahwa organisasi bergantung pada informasi agar dapat berfungsi dengan efektif dan mencapai tujuan mereka.
  2. Informasi yang diterima sebuah organisasi berbeda dalam hal ketidakjelasannya. Ketidakjelasan yang dimaksud disini adalah ambiguitas dalam hal informasi yang diterima oleh organisasi.
  3. Organisasi manusia terlibat di dalam pemrosesan informasi untuk mengurangi ketidakjelasan informasi. Dalam upaya mengurangi ambiguitas tersebut, organisasi mulai melakukan aktivitas kerja sama untuk membuat informasi yang diterima dapat dipahami dengan baik

Arti Sustainability dalam bahasa Indonesia adalah berkelanjutan, dari arti ini saya dapat menyimpulkan bahwa setiap bangsa akan mengalami sustain, setiap kota akan mengalami sustain, bahkan setiap orang pun mengalami sustain.

Suatu sistem atau proses dikatakan sustainable apabila, dalam waktu yang tak terbatas, sumberdaya material dan energi yang diperlukan untuk tetap beroperasi atau berfungsi secara terus menerus (berkesinambungan) tidak pernah semakin berkurang.

Istilah sustainable pertama kali dipakai dalam kaitannya dengan gagasan sustainable yield dalam berbagai upaya manusia seperti misalnya dalam usaha kehutanan dan perikanan.

Dengan maksud agar populasi-nya tetap terjaga secara seimbang, pepohonan, ikan, dan species biologis lainnya diupayakan untuk mungkin tumbuh dan berkembang biak dengan laju lebih cepat dibandingkan terhadap yang dibutuhkan (dipanen).

Dengan upaya seperti yang diuraikan diatas, dimungkinkan untuk memanen pepohonan atau ikan sejumlah persentase tertentu di setiap jangka waktu tertentu tanpa semakin membuat luas hutan semakin berkurang atau populasi ikan menjadi dibawah suatu angka dasar tertentu.

Sepanjang jumlah yang dipanen tetap menyisakan populasi yang memadai untuk tumbuh dan mengganti yang hilang dengan sendirinya, praktek pemanenan seperti ini tetap dapat terus dilakukan sampai kapanpun. Cara pemanenan yang demikian ini dikatakan sustainable yield. Konsep sustainable yield juga berlaku untuk kasus pasok air tawar, eksploitasi lahan, dan kemampuan sistem alam seperti atmosfir atau sungai untuk menyerap pollutant (bahan yang mencemari) tanpa menjadi rusak.

Kecenderungan global pertambahan penduduk, degradasi lahan, pemanasan global dan loss of biodiversity (hilang/turun-nya keragaman hayati) , ke-empat-empat-nya dapat dilihat sebagai contoh-contoh yang menuju keluar batas “sustainable yield” , ke-empat hal tersebut tidak sustainable..

Mengembangkan konsep sustainability lebih lanjut, kita dapat menyebut masyarakat yang sustainable (sustainable society) sebagai suatu masyarakat yang, dari satu generasi ke generasi selanjutnya :
  • Tidak pernah mengalami keadaan semakin menipis atau semakin habisnya berbagai sumberdaya dasar yang ia butuhkan sebagao akibat dari terlampauinya (akibat kegiatan mereka) ambang batas sustainable yields, dan juga
  • Tidak menghasilkan pollutants (bahan-bahan yang mencemari) lebih banyak dari kemampuan (kapasitas) alam untuk menyerap , menetralisir , dan/atau “menguraikan” -nya.
Dalam pengertian tradisional, kita mungkin masih mengartikan kata development ( pengembangan / pembangunan ) identik dengan pembabatan bersih areal alami agar tersedia ruang untuk lebih banyak pusat perbelanjaan, jalur-jalur perumahan, atau tanah-tanah untuk pertanian, suatu proses yang telah sangat jelas non-sustainable untuk kurun waktu jangka panjang.

Kita perlu memikirkan development ( pengembangan / pembangunan ) dalam pengertian yang lebih luas yang memperhatikan prinsip-prinsip sustainability.

Konsep sustainable development haruslah tidak di-sama-arti-kan dengan gagasan kembali ke status kebudayaan primitif “hidup harmonis dengan alam” karena hidup yang demikian ini pada kenyataannya melibatkan penderitaan, ke-tidak-nyaman-an, kesakitan, tingkat kematian bayi yang tinggi, dan usia kematian yang lebih dini dipetik dan diterjemahkan dari buku Environmental Science, The Way The World Works, Bernard J. Nebel & Richard T. Wright, PRENTICE HALL, Upper Saddle River – New Jersey, 1998, sixth Edition , halaman 14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar