Faktor Pendorong Dinamika Kelompok Sosial yang berasal dari Dalam (Intern): Faktor ini merupakan kondisi dalam kelompok yang menyebabkan perkembangan suatu kelompok sosial, di antaranya sebagai berikut:
a) Adanya konflik antaranggota kelompok Konflik yang terjadi di dalam kelompok dapat menyebabkan keretakan dan berubahnya pola hubungan sosial, misalnya seseorang yang merasa termasuk ke dalam in group suatu kelompok sosial, karena terdapat konflik, maka menjadi out group dari kelompok tersebut. Akibat konflik yang terjadi di dalam kelompok dapat juga menyebabkan terpecahnya sebuah kelompok sosial.
b) Adanya perbedaan kepentingan Ketika dalam suatu kelompok sosial terdapat perbedaan kepentingan, maka kelangsungan kelompok sosial tersebut dapat terpecah. Anggota kelompok yang merasa tidak sepaham akan memisahkan diri dan bergabung dengan kelompok lain yang sepaham dengannya. Misalnya, munculnya kelompok volunteer di tengah-tengah masyarakat.
c) Adanya Perbedaan paham Perbedaan paham di antara anggota kelompok sosial dapat mempengaruhi kelompok sosial secara keseluruhan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap keberadaan suatu kelompok sosial.
Metodologi “system dynamics” pada dasarnya menggunakan hubungan-hubungan sebab-akibat (causal) dalam menyusun model suatu sistem yang kompleks, sebagai dasar dalam mengenali dan memahami tingkah laku dinamis sistem tersebut. Dengan perkataan lain, penggunaan metodologi “system dynamics” lebih ditekankan kepada tujuan-tujuan peningkatan pengertian kita tentang bagaimana tingkah laku sistem muncul dari strukturnya.
- Sifat dinamis dari sistem, yaitu sistem akan berubah seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya pengalaman dari system tersebut.
- Struktur fenomena dari sistem mengandung paling sedikit satu struktur umpan-balik.
- Keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi harus dibedakan di dalam model.
- Adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat direpresentasikan di dalam model.
- Aliran-aliran yang berbeda secara konseptual, di dalam model harus dibedakan.
- Hanya informasi yang benar-benar tersedia bagi aktor-aktor di dalam sistem yang harus digunakan dalam pemodelan keputusannya.
- Struktur kaidah pembuatan keputusan di dalam model haruslah sesuai (cocok) dengan praktek-praktek manajerial. Model haruslah robust dalam kondisi-kondisi ekstrim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar